Pages

Sabtu, 15 November 2014

Hukum Pemantulan (Gema) Kehidupan

Mungkin teman-teman sudah tidak asing dengan yang namanya, hukum pemantulan dalam kehidupan ini. Di artikel ini, kita tidak sedang bicara hukum pemantulan dari konsep Fisika, tapi justru dari segi filosofis yang bersifat renungan. Seperti apa sajian menarik kali ini? Mari simak yang berikut ini.
Suatu hari, Pak Imran sedang berlibur dengan anaknya. Anak Pak Imran ini bisa dipanggil Boni, Boni umurnya sekitar 5 tahun. Pak Imran dan Boni bersepeda bersama menelusuri alam, mereka menyeberang sungai, dan hingga suatu saat mereka tiba di sebuah puncak tebing yang tinggi.
Karena cukup lelah, Pak Imran beristirahat sebentar sambil berbincang bersama Boni. Boni ini adalah tipikal anak yang aktif, jadi si Boni berteriak be arah tebing tersebut.
Heiiii….. teriang si Boni ke arah dasar tebing.
Tak lama berselang dari arah tebing muncullah suara pantulan yang berbunyi,
Heiii…. persis seperti yang tadi Boni teriakkan.
Lalu karena heran, Boni berteriak lagi ke arah dasar tebing, kamu siapa….?
Kembali lagi suara pantulan itu datang kamu siapaaa..?
Boni makin heran saja, koq suaranya bisa dijawab ya? Ia bingung dari mana suara pantulan itu berasal, padahal kan di tebing tidak ada siapa-siapa? Lalu Boni pun bertanya pada ayahandanya.
“Ayah, koq setiap aku berteriak ke arah tebing selalu ada aja jawaban dari suara ku?”
“Akuberteriak, heii…, dari dasar tebing juga muncul suara heii…. Koq bisa gitu yah?, Apakah di dasar tebing itu ada orang? Ataukah ada hal lain?”
Lalu Pak Imran tersenyum kepada Boni, dan beliau berkata.
Boni sayang, itu bukan karena di dasar tebing ada orang, tapi itu adalah yang namanya gema (pemantulan).Jadi kalau Boni teriak Aaaa… maka akan suara Boni akan terpantul lagi ke arah Boni dengan berbunyi, Aaaa..Demikian pula jika Boni berteriak,kamu super…, maka akan terdengar juga suara pantulan seperti itu.”
Boni pun mulai mengangguk-angguk, sebab ia mulai paham apa yang dikatakan oleh ayahandanya.
Ohh begitu yah, Boni paham sekarang. Jadi apapapun yang kita teriakkan ke dasar tebing, itu akan terpantul lagi ke kita.” Boni coba berkomentar.
Lalu setelah istirahat dan perbincangan itu, Pak Imran bersama Boni melanjutkan perjalanan mereka.
—————————————————————————————-
Rekan pembaca yang baik hatinya, sudah baca ceritanya kan? Bagaimana? Menarik ya?
Percakapan antara seorang anak berusia 5 tahun dengan ayahnya yang bijak, sebuah cerita yang sebenarnya berisi renungan bagi kita.
Apa yang dilakukan oleh Boni bisa kita ibaratkan sebagai tindakan kita dalam menjalani hidup ini. Ketika kita melakukan hal yang baik, maka kebaikan pulalah yang akan terpantul dan kita dapatkan. Demikian juga sebaliknya, jika kita malas bekerja, tidak jujur dan tidak baik, maka ketidak baikan lah yang akan terpantul ke arah diri kita.
Mungkin kita sering mengeluh, kenapa ya hidup kita ini belum bahagia, belum tenang atau belum sejahtera? Maka solusi untuk masalah tersebut adalah, yuk coba kita cek lagi apakah yang kita perlakukan dalam kehidupan ini sudah baik? Apakah sikap, pikiran dan tindakan kita sudah baik?
Jika belum, maka mari kita benahi dan lakukan banyak kebaikan, agar kebaikan itu kembali terpantul dari dinding-dinding tebing kehidupan kepada diri kita sendiri.
Anda setuju, kawan?
Baiklah saya kira itu dulu renungan motivasi kita hari ini, semoga saja bisa bermanfaat ya. Jika teman-teman punya komentar atau tanggapan, silakan sampaikan lewat kotak komentar di bawah ya.
Semoga kita sukses selalu.

0 komentar:

Posting Komentar