Secangkir kopi pagi hari
Mengelola usaha di tengah pertumbuhan ekonomi yang sedang bergejolak dan tidak pasti saat ini tentu menjadi tantangan para wirausaha.
Hanya pebisnis yang memiliki kemampuan luar biasa yang bisa membawa perusahaan menjadi pemenang dan menangkap semua peluang keberhasilan. Berwirausaha membutuhkan jiwa yang tidak mudah menyerah.
Dilansir Business Insider, Kamis 24 April 2014, situasi ekonomi yang tidak menentu itu memang tidak selalu terkait dengan kapan, di mana, atau bagaimana bola akan turun.
Tetapi, bagaimana langkah pengusaha menghadapi kondisi yang tidak terduga dan langsung menanggapi keadaan itu dengan gesit untuk bisa beradaptasi dengan apa pun perubahan dan tantangan yang ada.
Lebih dari 60 pemimpin besar dunia pernah menghadapi kondisi mengejutkan yang menyebabkan bisnis mereka berada di titik terburuk, tetapi berhasil membalikkan kemunduran menjadi keberhasilan.
Berikut adalah kisah lima wirausahawan super sukses dunia yang pernah mengalami kondisi bisnis terburuknya.
1. Richard Branson
Mitra bisnisnya kala itu memanggilnya "gila" saat dia mengusulkan ide untuk meluncurkan sebuah maskapai penerbangan. Tetapi, dia berhasil meyakinkan mitra bisnisnya itu bahwa dia bisa mengelola bisnis maskapai penerbangan.
Saat itu, bersama mitra bisnisnya, dia menjalankan perusahaan musik. Menurut mitra bisnis itu, usaha penerbangan menjadi sangat asing baginya.
"Saya bukan orang yang ahli mengenai pesawat dan bisnis penerbangan, waktu itu saya juga belum tahu bagaimana prosedur memiliki pesawat, bagaimana brand maskapai penerbangan akan dikenal masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan, serta memberikan petualangan baru dan peluang untuk berkembang. Namun, saya memiliki plan bisnis, mitra bisnis saya pun terkejut dan mengatakan saya gila," kenangnya kala itu.
Satu keyakinan pendiri Virgin Groups kala itu adalah menjadi seorang pengusaha sejati harus selalu melihat ke depan. "Saat Anda memutuskan untuk beristirahat, itu akan menjadi waktu yang sangat tepat bagi pesaing menyusul Anda. Jika kami tidak melakukan perubahan, kami akan stagnan," ungkapnya.
2. Sallie Krawcheck
Pada 1999, Krawcheck, pemimpin bisnis dari 85 broads dan mantan petinggi di Wall Street, memutuskan menerima posisi sebagai direktur riset di Sanford Bernstein. Namun, sayangnya sang mentor ternyata menolaknya.
Awalnya, dia merasa itu menjadi mimpi buruk bagi perjalanan kariernya. Namun, ternyata itu menjadi langkah awal dia akhirnya memulai bisnis baru. "Saat itu saya berada pada keadaan di mana dipaksa untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri, saya memutuskan memulai bisnis baru," ungkapnya.
3. Deepak Chopra
Chopra adalah seorang penulis populer dan pendiri The Chopra Foundation. Sebelumnya dia adalah seorang peneliti di Boston pada 1970. Namun, suatu hal pun terjadi. Dia tak sengaja membuang dokumen hasil penelitian dan tidak menemukannya. Dia pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya itu.
Tetapi, itu menjadi titik balik menuju karier yang menjanjikan yakni bergelut di bidang endokrinologi. Dia membuka praktik medis dengan spesialisasi endokrinologi (spesialisasi medis yang berkenaan dengan studi kelenjar endokrin dan zat yang dihasilkan).
4. Naomi Simson
Pada awal 1990an, Simson, pendiri RedBalloon dan mantan manajer Apple, bekerja di salah satu perusahaan penerbangan. Dia diminta bergabung sebagai tim yang meluncurkan program hadiah berbasis poin di perusahaan itu.
"Bulan demi bulan aku bekerja keras untuk membahas dan menghasilkan program itu. Rekan-rekan saya langsung melihat dengan bagaimana kontribusi saya menciptakan program itu. Sayangnya, atasan tidak tahu," ungkapnya.
Dia menjelaskan, selama berbulan-bulan dia mengharapkan pengakuan dari perusahaan atas kontribusinya tersebut. Dia akhirnya memiliki keberanian untuk berbicara dengan general manager-nya.
Simson mengatakan, beban kerja yang harus dia lakukan dua kali lipat dan bertanya kapan perusahaan akan meninjau gajinya.
Pertanyaan itu ternyata membuang sang GM marah besar. "Anda pikir Anda siapa? Datang ke kantor saya dan meminta kenaikan gaji? Bagaimana saya tahu apa nilai yang Anda tambahkan ke bisnis ini?," begitu ujarnya menirukan ucapan sang GM.
Dia pun memutuskan untuk berhenti, sang GM menerima pengunduran dirinya dengan langsung menutup pintu ruang kerja kerjanya. Beberapa pekan kemudian dia diterima sebagai manajer pemasaran Apple. "Pintu Apple terbuka untuk saya. Dan sisanya, seperti kata mereka, saya hanya bagian dari sejarah perusahaan itu," imbuhnya.
5. T. Boone Pickens
Chairman BP Capital ini didiagnosa mengalami depresi pada usia 68 tahun. Pemicunya yakni kehilangan pekerjaan, perceraian, keluar dari rumah, dan kematian salah satu anggota keluarganya.
Tetapi, dengan perawatan medis yang tepat, ia berhasil bangkit kembali. "Saya merasa lebih baik, saya berolahraga lebih banyak, dan segera kembali menjadi Boone. Saya berhasil melewati satu dekade yang benar-benar kelam," ungkapnya.
Ketika dia belajar melupakan masa lalu, dia menjernihkan pikirannya dan kembali fokus pada apa yang sedang dia kerjakan.
Bagaimana dengan Anda teman - teman?
Keterpurukan bukan halangan buat bangkit menjadi lebih besar lagi.
Seperti bola yang dijatuhkan dengan keras, akan membuat pantulannya semakin tinggi ke atas!
Jumat, 28 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar